Gelanggang Futsal dengan Analogi Origami



Projek ini adalah bagian dari perjalan menuju gelar Sarjana Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo Kendari pada tahun 2019.  Projek ini berjudul "PERENCANAAN GELANGGANG FUTSAL DENGAN PENDEKATAN ANALOGI ORIGAMI", didalam prosesnya tentunya dibimbing dengan mentor yang luar biasa, dosen-dosen hebat bapak Annas Ma'ruf, ST.,MT dan 
Bapak Arief Saleh Sjamsu, ST.,MT.

Kekuatan dalam desain adalah sudut pandang terhadap analogi, Seperti yang dinyatakan Karatani, "...arsitektur dapat dipahami sebagai suatu bentuk komunikasi yang selalu terkait dengan hal-hal lain di luar dirinya...". Sebagai suatu bentuk komunikasi, arsitektur sering dikaitkan dengan suatu sistem bahasa. Dengan pemahaman bahwa arsitektur sering sekali dipahami sebagai suatu sistem  bahasa yang menyampaikan makna tertentu, maka menganalogi juga menjadi suatu hal yang sering dipakai sebagai pendekatan mendisain arsitektur, terutama dalam proses menemukan bentuk geometrinya.

Geometri origami memberi perspektif yang lebih exploratif dan imajinatif. Bentuk-bentuk yang dihasilkan beragam dari bentuk binatang, tumbuhan atau bentuk geometris, selain itu juga menghasilkan bentuk abstrak atau bentuk matematikal.

A. Lokasi Proyek
1. Gambaran Umum Site
a.
Peruntukkan
:
Kawasan Olahraga 
b.
Luas Tapak
:
31.397,36 m2
c.
KDB
:
40 %
d.
GSB
:
15  meter
e
GSS
:
15  meter
f.
Topografi
:
Kemiringan lokasi rendah, yakni 0-5%
Lokasi yang akan diperuntukkan untuk perencanaan Gelanggang Futsal di Raha dengan Pendekatan Analogi Origami, tepatnya di Jalan SOR La Ode Pandu, Kelurahan Wamponiki, Kecamatan Katobu, Kabupaten Muna, yang merupakan Pusat aktivitas di Raha.

Batasan tapak terdiri dari :
  • Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Lasalepa (Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu)
  • Sebelah Timur : Berbatasan dengan Selat Buton (Jalan By Pass Raha)
  • Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Katobu (Jalan Pahlawan)
  • Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Watopute (Jalan M.H.Thamrin)


B. Konsep Bentuk Dasar dan Tampilan Bangunan
1. Bentuk Dasar Berdasarkan Analisis pemaksimalan fungsi utama
Bentuk dasar bangunan adalah penggabungan bentuk lingkaran dan persegi, yang mengakomudasi
fungsi utama gelanggang. Bentuk dasar persegi dan lingkaran akan sangat mendukung fungsi utama
bangunan sebagai Gelanggang dari analisa arah pandang optimalisasi penonton, sirkulasi, dan luasan
lapangan terhadap bentuk dasar sehingga penyampaian maksud dan tujuan pagelaran lebih maksimal.

2. Bentuk secara Filosofis
Origami pattern adalah cikal bakal terbentuknya banyak model origami, dengan garis garis yang muncul dari banyak lipatan dapat membantu terwujudnya obyek dari lipatan lembah dan bukit. Garis tersebut  membentuk sebuah system yang dapat  mengoptimalisakikan fungsi gelanggang.
3. Tampilan Bangunan
          
Mengadaptasi analogi bentuk bintang dngan kombinasi lipatan dilakukan dalam wujud ciri-ciri fisik, makna filosofi, adaptasi terhadap iklim, potensi alam sebagai sumber eksplorasi untuk dikembangkan. Fungsi pernaungan pada bangunan diwujudkan dengan membuat penutup bangunan yang membentang selebar mungkin dari atas sampai ke bagian bawah bangunan dan merupakan transformasi bentuk tampilan atap modern dngan seni lipat. Perwujudan bangunan akan memunculkan nilai semangat yang diambil dari nilai kebintangan bintang itu sendiri., bentuk yang selaras antara denah dan tampilan adalah kombinasi dan konsistensi nilai yang menjadi dasar bangunan ini sendiri.


C. Konsep pengeolahan Site/Tapak
1. Penzoningan
Penzoningan pada tapak didasarkan pada pengelompokan kegiatan yang mempunyai sifat, hubungan
dan fungsi ruang yang kurang lebih sama dan merupakan urutan kegiatan yang terjadi dalam tapak.
2. Pencapaian dan Aksebilitas
Lokasi site yang mudah dicapai dan dapat diakses tiga arah yakni jalan By Pass dan jalan SOR LD Pandu. Lalu litas dari arah timur jalan SOR LD. Pandu mudahkan pencapaian kedalam site, olehnya itu menjadi entrence utama kendaraan masuk, dan sisi sisi utara site menjadi entrence keluar mengikuti arus lalulitas agar tidak menimbulkan bnyak cros kendaraan mnyebabkan kemacetan.jalur khusus bagi penguna gelanggang atau aktivitas service dibuat berpisah agar meberi kenyamaman dan efisiensi waktu bagi pengunannya.
D. Konsep Struktur
1. Rangka Selubung
Menggunakan struktur space frame dengan sistem baut dan sambungan las. Namun secara
keseluruhan, gabungan rangka-rangka batang menjadi pembungkus bangunan.




Komentar

  1. Artikel nya sangat bermanfaat,,

    Sangat menunjang pendidikan arsitektur ,,,,
    Di tunggu postingan selanjut nya mas..

    BalasHapus

Posting Komentar

Arsitektur

Publikasi Peta Revisi Kab. Muna 2011-2031